Saturday, November 23, 2013


Motor Hilang Kembali Pulang

            Pada siang hari, saya pulang dari rumah teman. Sampai di rumah, saya membiarkan motor saya diluar rumah, dipinggir jalan dalam keadaan kunci masih tergantung di motor, karena saya hanya masuk ke rumah sebentar saja untuk mengambil handphone. Dengan berlari saya masuk rumah, berlari naik tangga turun tangga sampai mama saya marah-marah, “Ngapain sih naik tangga turun tangga, kalo jatoh siapa yang repot?”. Dengan sopan saya menjawab, “Iya ma, tenaaaaang”. Sampai di kamar saya mengambil dan mengecek handphone.
Saat saya sedang asik melihat handphone, tiba-tiba terdengar suara motor saya. Saya langsung buru-buru turun dan keluar rumah. Setelah saya keluar saya melihat motor saya sudah dibawa oleh seseorang. Saya langsung terdiam dengan wajah pasrah sambil menghembuskan nafas yang dalam. Mama bertanya kepada saya, “Motornya mana? Siapa yang bawa?”. Kata saya dengan wajah ketakutan, “Motornya dibawa kabur orang ma”. Kemudian mama memarahi saya dengan berkata, “Emang kuncinya digantung aja di motor?”. Saya menjawab, “Iya ma”. Mama tambah memarahi saya, “Lagian ngapain digantung aja di motor? Ini tuh Jakarta, barang meleng sedikit aja langsung hilang”. Saya meminta maaf kepada mama, “Iya ma, maafin Yogie. Yogie juga niatnya kan Cuma sebentar aja dirumah”. Mama menjelaskan lagi, “Mau kamu lama atau sebentardirumah, kamu jangan ninggalin kunci di motor. Sama aja ngundang maling, ngerti nggak”. “iya ma, maafin Yogie. Yogie bersedia deh tanggung jawab”, kata saya.
Saya masuk rumah dan duduk di depan komputer. Saya menyalakan komputer agar saya tidak stress setelah kejadian tersebut. Tak lama kemudian, terdengar suara motor saya. Saya hafal betul suara motor saya. Saya keluar rumah. Ternyata benar, motor saya kembali. Tapi saya bingung kenapa bisa dibawa sama orang dan saya tidak kenal dengan oarng tersebut.
Orang tersebut bertanya kepada saya, “Mas, ini motornya mas ya?”. Saya menjawab, “iya, kenapa tadi dibawa bang?”. Dengan terkejut orang tersebut berkata, “Hah, berarti saya salah motor dong”. Saya bingung, “Salah motor gimana bang?”. Orang tersebut menjelaskan, “Tadi saya disuruh bapak Sarnen ngisi bensin motor jupiternya, saya kira motornya yang ini. Ternyata bukan ini. Pantesan kok rasanya beda. Ternyata ini motor mas  ya”. Motor tersebut tidak hilang tetapi dibawa oleh teman tetangga di depan rumah saya. Melihat hal tersebut saya senang karena motor saya kembali. “Ooh gitu bang. Hahahaha”, kata saya dengan tertawa. “Maaf ya mas, motornya saya bawa”, kata orang tersebut meminta maaf. “Oh yaudah gapapa. Saya ganti ga nih duitnya?”, kata saya. “Oh gausah, gapapa. Itu udah kesalahan saya”, kata orang tersebut. “Ah ga enak saya bang. Saya ganti deh”, kata saya. Saya membayar sepuluh ribu rupiah karena bensin motor saya telah tak sengaja diisi. Saya pun turut senang motor saya kembali.


No comments:

Post a Comment