Motor Hilang Kembali
Pulang
Pada siang hari, saya pulang dari
rumah teman. Sampai di rumah, saya membiarkan motor saya diluar rumah,
dipinggir jalan dalam keadaan kunci masih tergantung di motor, karena saya
hanya masuk ke rumah sebentar saja untuk mengambil handphone. Dengan berlari saya masuk rumah, berlari naik tangga
turun tangga sampai mama saya marah-marah, “Ngapain sih naik tangga turun
tangga, kalo jatoh siapa yang repot?”. Dengan sopan saya menjawab, “Iya ma,
tenaaaaang”. Sampai di kamar saya mengambil dan mengecek handphone.
Saat saya sedang asik melihat handphone, tiba-tiba terdengar suara motor saya. Saya langsung
buru-buru turun dan keluar rumah. Setelah saya keluar saya melihat motor saya
sudah dibawa oleh seseorang. Saya langsung terdiam dengan wajah pasrah sambil
menghembuskan nafas yang dalam. Mama bertanya kepada saya, “Motornya mana?
Siapa yang bawa?”. Kata saya dengan wajah ketakutan, “Motornya dibawa kabur
orang ma”. Kemudian mama memarahi saya dengan berkata, “Emang kuncinya digantung
aja di motor?”. Saya menjawab, “Iya ma”. Mama tambah memarahi saya, “Lagian
ngapain digantung aja di motor? Ini tuh Jakarta, barang meleng sedikit aja
langsung hilang”. Saya meminta maaf kepada mama, “Iya ma, maafin Yogie. Yogie
juga niatnya kan Cuma sebentar aja dirumah”. Mama menjelaskan lagi, “Mau kamu
lama atau sebentardirumah, kamu jangan ninggalin kunci di motor. Sama aja
ngundang maling, ngerti nggak”. “iya ma, maafin Yogie. Yogie bersedia deh
tanggung jawab”, kata saya.
Saya masuk rumah dan duduk di depan komputer. Saya menyalakan
komputer agar saya tidak stress
setelah kejadian tersebut. Tak lama kemudian, terdengar suara motor saya. Saya
hafal betul suara motor saya. Saya keluar rumah. Ternyata benar, motor saya
kembali. Tapi saya bingung kenapa bisa dibawa sama orang dan saya tidak kenal
dengan oarng tersebut.
Orang tersebut bertanya kepada saya, “Mas, ini motornya mas
ya?”. Saya menjawab, “iya, kenapa tadi dibawa bang?”. Dengan terkejut orang
tersebut berkata, “Hah, berarti saya salah motor dong”. Saya bingung, “Salah
motor gimana bang?”. Orang tersebut menjelaskan, “Tadi saya disuruh bapak
Sarnen ngisi bensin motor jupiternya, saya kira motornya yang ini. Ternyata
bukan ini. Pantesan kok rasanya beda. Ternyata ini motor mas ya”. Motor tersebut tidak hilang tetapi
dibawa oleh teman tetangga di depan rumah saya. Melihat hal tersebut saya
senang karena motor saya kembali. “Ooh gitu bang. Hahahaha”, kata saya dengan
tertawa. “Maaf ya mas, motornya saya bawa”, kata orang tersebut meminta maaf.
“Oh yaudah gapapa. Saya ganti ga nih duitnya?”, kata saya. “Oh gausah, gapapa.
Itu udah kesalahan saya”, kata orang tersebut. “Ah ga enak saya bang. Saya
ganti deh”, kata saya. Saya membayar sepuluh ribu rupiah karena bensin motor
saya telah tak sengaja diisi. Saya pun turut senang motor saya kembali.
No comments:
Post a Comment