Tugas 1
1.
Definisi
Penalaran
Penalaran
adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika
seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat
sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang
sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di
derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?disitulah nalar kita bekerja.
mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara
memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.
Ciri – Ciri Penalaran
Penalaran mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
·
Adanya suatu pola
pikir yang secara luas di sebut logika
·
Sifat analitik dari
proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir
berdasarkan langkah – langkah tertentu
·
Menghasilakan
kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru
·
Premis berupa
pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah di peroleh.
Tujuan Penalaran
Tujuan dari penalaran yang
terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif,
apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
Metode Dalam Penalaran
Ada dua jenis metode dalam
menalar, yaitu induktif dan deduktif.
• Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya
disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau
sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum
berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh penalaran induktif :
Kerbau punya mata. Anjing
punya mata. Kucing punya mata. Setiap hewan pasti punya mata.
Ciri-
Ciri Paragraf Induktif :
•
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
•
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
• Kesimpulan terdapat di akhir
paragraf.
• Menemukan Kalimat Utama,
Gagasan Utama, Kalimat Penjelas. Kalimat utama paragraf induktif terletak di
akhir paragraf.
• Gagasan Utama terdapat pada
kalimat utama.
•
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus.
•
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
Jenis-jenis
Penalaran Induktif :
Generalisasi
Penalaran
yang merupakan yang mengandalakan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat
tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh
:Ade adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Bari
adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Generalisasi :Semua tentara
mempunyai badan gagah
Analogi (Analogi Induktif) Dalam analogi, kita membandingkan dua macam
hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa
memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada
persamaan diantara dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik
kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan
kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting
yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara
analogi yakni :
•
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
•
Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
•
Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh:
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat
dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat
untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
Hubungan Sebab Akibat
Hubungan
sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang
lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu
atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran
sebab akibat dapat di bedakan menjadi 3 macam :
•
Hubungan sebab – akibat
Dalam
hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian
ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh
: Belajar, berdoa, tekun, dan tidak putus asa adalah hal yang bisa membuat kita
berada di puncak kesuksesan
•
Hubungan akibat – sebab
Dalam
hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat,
selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh
: Marak terjadi tindak kriminal di perkotaan seperti, tingkat stres yang
tinggi,tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm
sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
•
Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu
penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab
hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.
•
Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik
kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis
besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus
menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis
penalaran deduktif :
•
Silogisme
Penalaran
deduksi biasanya sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran
secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis
kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis
khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
•
ENTINEM
Entinem
adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan
kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi
tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang
terkandung di
dalam
preposisi kesimpulan.
Contoh
:
•
Laptop adalah barang elektronik membutuhkan aliran listrik untuk beroperasi
•
DVD Player adalah barang elektronik membutuhkan aliran listrik untuk beroperasi
2.
Definisi
Proposisi
Proposisi
adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat.
Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat
perintah, kalimat harapan,dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi.
Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi
kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi
kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari
4 kriteria, yaitu berdasarkan :
Berdasarkan
bentuk
Berdasarkan
bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a.
Tunggal
adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya
mengandung satu pernyataan. Contoh :
·
Semua
petani harus bekerja keras
·
Setiap
pemuda adalah calon pemimpin
b.
Majemuk atau jamak
adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat. Contoh :
·
Semua
petani harus bekerja keras dan hemat
·
Paman
bernyanyi dan menari
·
Berdasarkan
sifat
Berdasarkan
sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a.
Kategorial
adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan
/ memerlukan syarat apapun. Contoh:
·
Semua
kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat
·
Semua
daun pasti berwarna hijau.
b.
Kondisional
adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan
predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif. Contoh proposisi kondisional:
·
Jika
hari mendung maka akan turun hujan
Contoh
proposisi kondisional hipotesis:
·
Jika
harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh
proposisi kondisional disjungtif:
·
Christiano ronaldo
pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas
Proposisi ini juga dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Positif
(afirmatif)
Proposisi yang membenarkan adanya
persesuaian hubungan antar subjek dan predikat. Contoh:
·
Semua
dokter adalah orang pintar
·
Sebagian
manusia adalah bersifat sosial
b.
Negatif
Proposisi yang menyatakan bahawa antara
subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan. Contoh:
·
Semua
harimau bukanlah singa
·
Tidak
ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok
Berdasarkan
kuantitas
proposisi
dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a.
Umum
Predikat proposisi membenarkan
atau mengingkari seluruh subjek. Contoh:
·
Semua gajah
bukanlah kera
·
Tidak
seekor gajah pun adalah kera
b.
Khusus
Predikat proposisi hanya membenarkan
atau mengingkari sebagian subjeknya. Contoh:
·
Sebagian mahasiswa
gemar olahraga
·
Tidak semua mahasiswa
pandai bernyanyi
3.
Definisi inferensi
Inferensi adalah tindakan atau
proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau
dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum
valid inference dipelajari dalam bidang logika.
Inferensi manusia (yaitu
bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam
bidang psikologi kognitif, kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem
inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia.inferensi statistik
memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.
Contoh inferensi :
Inkoherensi
tidak
ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan. definisi yang ditawarkan
adalah untuk inferensi INDUKTIF.
Filsuf
Yunani didefinisikan sejumlah silogisme ,bagian tiga kesimpulan yang benar,yang
dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita
mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
•
Semua manusia fana
•
Socrates adalah seorang pria
Oleh
karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca
dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan
dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas
kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak
mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk
kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat
tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan
premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar.
Sebagai
contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
• Semua apel biru.
• Pisang adalah apel.
Oleh karena itu, pisang
berwarna biru.
4.
Definisi Implikasi
Implikasi adalah rangkuman,
yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu
sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis
harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam
evidensi (=implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi
(=inferensi).
Implikasi
dapat merujuk kepada:
a.
Dalam
manajemen:
·
Implikasi
procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan
formuasi kebijakan
·
implikasi
kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
b.
Dalam
logika:
·
Implikasi
logis dalam logika matematika
·
Kondisional
material dalam falsafah logika
Jadi
definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan
terlibat. Contoh : implikasi manusi sebagai objek percobaan atau penelitian
semakin terasa manfaat dan kepentinganya.
5.
Wujud
Evidensi
Evidensi
adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas,
dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Dalam
argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan
saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta
memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya.
Evidensi
itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari
suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan
yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya
dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan
keterangan).
Kita
mungkin mengartikannya sebagai “cara bagaimana kenyataan hadir” atau perwujudan
dari ada bagi akal”. Misal Mr.A mengatakan “Dengan pasti ada 301.614 ikan di
bengawan solo”, apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan
mengatakan “fakta yang menarik”. Kita akan mengernyitkan dahi terhadap
keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu
saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja
kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau
ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi
kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai
untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam
persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya,
kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, “Ada tiga jendela
di dalam ruang ini,” persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam
hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan.
Dalam
wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di
maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari
suatu sumber tertentu.
6. Cara menguji Data, Fakta, dan Autoritas
a)
Cara menguji Data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah
ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :
·
Observasi
·
Kesaksian
·
Autoritas
b)
Cara menguji Fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus
diadakan penilaian. Penilaian tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk
meyakinkan bahwa semua bahan data tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari
semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan
yang akan diambil.
Cara menguji fakta ada dua yaitu
:
·
Konsistensi
·
Koheresi
c) Cara menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus
atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat
saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data
eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
a.
Tidak mengandung
prasangka
Pendapat disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada
hasil eksperimen yang dilakukannya.
b.
Pengalaman dan
pendidikan autoritas
Dasar kedua
menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi
jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam
kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian
yang dilakukan, presentasi hasilpenelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
c.
Kemashuran
dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah
meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas
hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang
lain.
d.
Koherensi
dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang
diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren
dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
Sumber:
http://komunitasfilsafat.blogspot.com/2011/07/mindset-dan-sifat-analitik-ciri-utama.html
http://www.academia.edu/6660140/Penalaran
http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
http://hadistian.blogspot.com/2014/03/penalaran-proposisi-inferensi-implikasi.html
http://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/03/12/definisi-penalaran-proposisi-efidensi-cara-menguji-data-cara-menguji-fakta-dan-cara-menilai-autoritas/
http://www.academia.edu/6660140/Penalaran
http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
http://hadistian.blogspot.com/2014/03/penalaran-proposisi-inferensi-implikasi.html
http://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/03/12/definisi-penalaran-proposisi-efidensi-cara-menguji-data-cara-menguji-fakta-dan-cara-menilai-autoritas/
No comments:
Post a Comment