Sunday, January 3, 2016

Tugas 6

Bab 12
LAPORAN ILMIAH

A.    Laporan Ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalahlaporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

B.     Unsur-unsur Kerangka Laporan
  1. Judul, pernyataan mengenai maksud penulisan laporan ilmiah
  2. Nama dan tim peneliti
  3. Kata pengantar a. Uraian yang mengantar para pembaca laporan penelitian kepada permasalahan yang diteliti. b. Ungkapan ucapan terima kasih dan apresiasi peneliti kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam menyelesaikan penelitian ilmiahnya.
  4. Abstrak
1.      Uraian singkat tapi lengkap tentang judul, permasalahan, pendekatan terhadap masalah, landasan teori yang digunakan, hasil temuan penelitian, dan rekomendasi.
  1. Daftar isi
1.      Menyajikan sistematika isi laporan penelitian secara rinci.
2.      Berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari judul atau sub-judul yang diinginkan.
  1. Daftar table
Sama saja dengan daftar isi, yakni menyajikan table secara berurutan mulai dari table pertama sampai dengan table terakhir yang ada dalam laporan penelitian.
  1. Daftar gambar
Daftar gambar berfungsi untuk menyajikan gambar pertama sampai gambar terakhir yang diberi masing-masing nomor.
  1. Daftar lampiran
Menyajikan daftar lampiran secara berurutan yang ada paa penulisan laporan ilmiah.
  1. Bab I pendahuluan
Bab I berisi tentang : Latar belakang dan analisis masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi, hipotesis, metode penelitian secara garis besar serta teknik pengumpulan data.
10.  Bab II Landasan teori Adanya landasan teori dimaksudkan untuk :
·         Menemukan dengan mudah teori – teori yang mendasari kajian masalah dan prosedur penelitian
·         Menemukan kebijakan, peraturan yang berlaku
·         Menemukan hasil penelitian terdahulu.
Landasan teori dapat diambil dari buku – buku teks, jurnal, majalah ilmiiah, dokumen – dokumen resmi, dan hasil – hasil penelitian.
11.  Bab III metode penelitian Merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secar garis besar telah disinggung pada bab I. yang akan dibahasa dalam bab ini adalah :
·         Pembatasan istilah (definisi operasional) yang ada paada judul dan variable yang dilibatkan dalam penelitiian
·         Prosedur, proses, dan hasil penellitian sejak persiapan hingga penelitian berakhir
·         Metode penelitian yang digunakan beserta alasan – alasan ilmiah lainnya
·         Teknik penelitian yang meliputi teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data
·         Instrument penelitian dan kualitasnya, serta
·         Populasi serta teknik pengambilan sampelnya

12.  Bab IV pembahasan hasil penelitian
13.  Bab V kesimpulan dan rekomendasi
14.  Daftar pustaka
15.  Lampiran
16.  Riwayat hidup 

C.    Manfaat Penyusunan Laporan
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

D.    Penyajian Lisan
Penyajian Lisan adalah Penyampaian secara  lisan atau kemampuan berbicara serta kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengaran  menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menyampaikn dengan lisan. Dalam hal ini sangat di perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam tekhnik-tekhnik penyajian lisan.

Bab 13
PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
A.        PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH

1. Asas-asas Mengarang Secara Jelas
Di Amerika Serikat dalam tahun 1944  didirikan Robert Gunning Associates,
sebuah badan usaha yang memberikan Penyuluhan Keterbacaan (Readability counseling)
dan kursus/latihan dalam penulisan yang jelas (clear writing) kepada berbagai penerbit
dan surat kabar. Pendirinya Robert Gunning kemudian mengarang buku-buku berjudul
Principles of Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear Writing.
Berikut ini adalah sepuluh asas mengarang secara jelas yang dikemukakannya:
1.  Keep sentences short
2.  Prefer the simple to the complex
3.  Prefer the familiar word
4.  Avoid unnecessary words
5.  Put action in your verbs
6.  Write like you talk
7.  Use terms you reader can picture
8.  Tie in with your reader’s experience
9.  Make full use of variety
10. Write to express not impress

1.      Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek
Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang
penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan
pendek. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat
yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.
2.      Pilihlah yang sederhana daripada yang rumit
Kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih
meningkatkan keterbacaan suatu karangan.
3.      Pilihlah kata yang umum dikenal
Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga
ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca
4.      Hindari kata-kata yang tidak perlu
Setiap perkataan harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata
yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannya.
5.      Berilah tindakan dalam kata-kata kerja Anda
Kata kerja yang aktif, yang mengandung  tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat ‘Bola itu menjebol gawang lawan’ lebih bertenaga dari “Gawang lawan kemasukan bola itu”
6.      Menulislah seperti Anda bercakap-cakap
Perkataan tertulis hanyalah pengganti  perkataan yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.
7.      Pakailah istilah-istilah yang pembaca Anda dapat menggambarkannya
Perkataan yang konkret lebih jelas bagi  pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town” (kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap maksudnya daripada istilah “industrial community” (masyarakat industri).
8.      Kaitkan dengan pengalaman pembaca Anda
Istilah-istilah yang abstrak memang berguna untuk proses pemikiran, tetapi licin
untuk berkomunikasi karena terbuka bagi macam-macam penafsiran. Karangan yang
jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang
pengalamannya.

9.  Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman
Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada
variasi dalam kata, frase, kalimat  maupun ungkapan lainnya. Kata Disraelli,
“Keanekaragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan dalam pembacaan”

10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
Maksud utama mengarang ialah  mengungkapkan gagasan, dan bukannya
menimbulkan kesan pada pihak pembaca  mengenai kepandaian, kebolehan, atau
kehebatan diri penulisnya.( Widyamartaya, 1997: 87)
(Disarikan dari buku Robert Gunning, The Technique of Clear Writing, 1952, Part Two).

Penggunaan Bahasa Tulis
I.  Dalam menggunakan kata dan frase
1.  hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase tutur dan kata atau frase setempat,
kecuali bila sudah menjadi perkataan umum.
2.  hendaknya dihindarkan pemakaian kata atau frase yang telah usang atau mati
3.  hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai
dengan suasana dan tempatnya.
4.  hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim
tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.
5.  hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam
karangan umum
6.  hendaknya dihindari pemakaian kata asing  atau kata daerah bila dalam bahasa
Indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena
terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi
7.  untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata bersaingan, dan untuk
menghindari beban atau pemberat yang  tidak perlu dalam pemakaian bahasa,
sebaiknya dipedomani kelaziman dan ketentuan ejaan

Sumber : W. J. S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, cetakan ke-2,
1979   4
II.  Dalam menyusun kalimat
1.  gunakanlah kalimat-kalimat pendek
2.  gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang
3.  gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya
4.  gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
5.  gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif
6.  gunakan bahasa padat dan kuat
7.  gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif

Sumber : H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, cetakan ke-3, 1984

Langkah-langkah Pembuatan
Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
a.  Memilih sebuah pokok soal (topik) yang dapat ditulis sesuai
dengan minat Anda, minat pembaca, arti penting topik, fasilitas,
dan kesempatan
b.  Mencari sumber yang autoratif
c.  Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan
data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar
karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu
pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang
konkret dan spesifik
d.  Menentukan suatu tesis percobaan (tentative) atau garis besar
acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang
hendak dicapai
e.  Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang
membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
f.  Mengumpulkan/meminkjam buku-buku dan bacaan yang lain
yang akan dipakai sebagai sumber. Pertama-tama kumpulkan
semua bacaan/buku yang diperkirakan dapat menjadi sumber
(working bibliography); working bibliography masih akan dipilih   5
untuk menyusun final bibliography, yaitu sejumlah buku sumber
yang sungguh-sungguh akan dipakai untuk menulis karangan
ilmiah
g.  Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography,
lengkap dengan data tentang nama pengarang dan publokasinya.
Kartu-kartu bibliografi  ini diperlukan untuk menyusun catatan
kaki,/catatan akhir dan daftar pustaka/daftar acuan kelak.
h.  Membaca buku-buku/bacaan-bacaan sumber dengan membuat
catatan-catatan, misalnya catatan dengan sistem kartu.  Catatan
ini dapat berupa kutipan, sitiran, ringkasan atau komentar
pribadi.
i.  Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan
menjadi suatu garis besar (kerangka karangan, outline). Setelah
bahan-bahan itu ditata, akan terlihat bagian yang sudah cukup
bahannya, bagian yang belum cukup bahannnya, dan bagian
yang masih perlu ditambah dengan bahan yang lain. Dalam hal
terakhir ini, Anda harus membaca buku-buku lain lagi serta
mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya.
j.  Merumuskan tesis final
k.  Menyusun kerangka karangan yang final.
l.  Menulis draft pertama karangan (karangan sementara). Pengantar
(introduksi) tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja
batang tubuh karangan ditulis  terlebih dahulu, kemudian
penutupnya berupa ringkasan atau kesimpulan. Setelah itu, baru
disusun pengantarnya. Logikanya ialah bahwa setelah
mengetahui kemana pembaca harus diantar, dengan mudah kita
menuliskan pengantarnya.
Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki atau
catatan akhir hendaknya diletakkan pada tempatnya dan ditulis
dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris karangan sementara   6
ini sebaiknya cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-
koreksi perbaikan. Dalam membuat draft pertama, perhatikanlah
petunjuk berikut ini .
1.  Selalu berpegang teguh pada topik (kerangka acuan).
2.  kata-kata dan susunan kalimat sederhana, dan pembicaraan dari
butir ke butir mudah diikuti.
3.  Menggunakan pernyataan-pernyataan positif (afirmatif). Jangan
mengatakan apa yang tidak benar dan tidak disarankan,
melainkan apa yang benar, baik dan disarankan.
4.  Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya
(denotasi dan konotasinya).
5.  Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang
resmi dan berlaku.
6.  Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dan
memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat,
atau yang boros kata.
7.  Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu-paduan,
pertautan dan harkat
m. Merivisi karangan sementara  dengan memperhatikan hal-hal
berikut
1.  Apakah pengantar (introduksi) cukup kuat dan menyatakan tesis
dengan jelas?
2.  Apakah karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya?
3.  Apakah paragraf-paragrafnya bertautan?
4.  Apakah tesis dijabarkan dengan pikiran-pikiran utama yang jelas
dan apakah tiap pikiran utama didukung dengan bukti yang
konkret?
5.  Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai?   7
6.  Apakah gagasan-gagasan orang  lain diakui demikian dengan
sistem catatan yang jelas? Apakah karangan bersih dari
plagiarisme?
7.  Apakah bahasanya sederhana, mudah dipahami dan tidak
berbelit?
8.  Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga?
9.  Apakah cara penulisan kata, pemakaian huruf, dan tanda baca
sesuai dengan EYD?
10. Apakah daftar pustaka tersusun secara cermat dan konsisten?
11. Apakah penutup cukup menarik?

PENYAJIAN KARYA ILMIAH
Penyajian karya ilmiah harus enak dan nyaman untuk dinikmati. Pembaca karya
ilmiah, harus merasakan adanya daya lukis, daya kupas, dan daya tafsir yang memadai
atas setiap satuan dan keseluruhan uraian, seperti :
1.  tepat, konsisten, dan lengkapnya deskripsi data
2.  kemampuan deskripsi data memberikan “isyarat” ke tahap berikutnya.
3.  tepat, konsisten, dan lengkapnya analisis data
4.  tepat dan lengkapnya kesimpulan setiap satuan dan keseluruhan analisis data
5.  tepat dan jelasnya kesimpulan menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan
karya tulis; hipotesis yang diajukan.
6.  tepat dan mengenanya implikasi yang dikemukakan serta saran-saran yang
diberikan (implikasi merupakan dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi, atau penerapan praktis pada pemecahan masalah dan penentuan
kebijakan. Saran hendaknya bersifat operasional. Dapat juga diberikan saran
untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu dan peningkatan pembinaan).
7.  tertatanya segala sesuatu  (asas organisasi), dan sifat-sifat penanganan penulisan
yang bersungguh-sungguh, bertanggung jawab dan kolaboratif.   8
Ada berbagai bentuk organisasi laporan  penelitian dan sejenisnya. Namun bentuk-
bentuk organisasi itu pada dasarnya sama, yakni terdiri atas tiga bagian :  Bagian
Awal, Bagian Teks dan Bagian Akhir.
1.  Makalah Mahasiswa
Dalam makalah mahasiswa, data yang diolah disajikan sekurang-kurangnya dengan
tatanan sebagai berikut :
a.  judul/halaman judul
b.  kerangka makalah
c.  isi, terdiri dari
(1) pernyataan tesis (gagasan pokok) makalah pada pengantar
(2) penjabaran gagasan pokok makalah pada batang tubuh
(3) kesimpulan dan pernyataan ulang gagasan pokok makalah pada
penutup
d.  catatan akhir (bila dipakai system ini)
e.  lampiran (kalau ada)
f.  daftar pustaka

2.  Laporan Resmi Menurut Edward P. J. Corbett
Edward P. J. Corbett menyarankan bentuk penyajian laporan resmi sebagai berikut :
a.  surat penyerahan (a letter of transmittal)
b.  halaman judul ( a title page)
c.  daftar isi  (a table of contents)
d.  daftar ilustrasi, table, bagan, dan grafik (a table of illustrations, tables,
charts, and graphs)
e.  sari laporan (an abstract of the report)
f.  pengantar laporan (an introduction to the report)
g.  batang tubuh laporan (the body of the report)
h.  daftar kesimpulan (a list of conclusions)
i.  daftar saran (a list of recommendations)
j.  lampiran-lampiran (appendices)   9
k.  daftar bacaan atau daftar acuan (bibliography or list of references).
l.  Indeks (index)

3.  Laporan Penelitian Menurut Slamet Soeseno
Dalam bukunya yang berjudul  Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Slamet Soeseno
memberikan langkah-langkah penyusunan naskah ilmiah, seperti :
a.  perumusan masalah
b.  studi literature dan pengamatan kenyataan
c.  perumusan hipotesis dan uji kebenarannya
d.  penulisan laporan penelitian, dengan penyajian sebagai berikut :
1.  judul (berikut nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya)
2.  abstract atau sari (inti sari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan)
3.  pendahuluan (informasi latar belakang dan identifikasi masalah yang
membawa kepada pembicaraan tentang masalah dan pemecahannya)
4.  tubuh utama (batang tubuh), berisi
a.  bahan dan metode penelitian yang dipakai
b.  uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya
5.  penutup, berisi
a.  hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran
b.  ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu
terlaksananya penelitian
6.  referensi atau acuan (daftar acuan)
e.  pengkajian kebenaran dalam seminar

4.  Laporan penelitian Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Untuk laporan penelitian,  Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
mengemukakan bentuk penyajiannya sebagai berikut :
a.  judul, pelaksana, penerima laporan
b.  kata pengantar
c.  daftar isi   10
d.  daftar table
e.  abstrak
f.  bab pendahuluan
g.  bab pengolahan data
h.  bab kesimpulan
i.  bab hambatan dan saran
j.  daftar pustaka
k.  lampiran

5.  Penyusunan Laporan Menurut John P. Riebel
Dalam bukunya  How to Write Reports, Papers, Theses, Articles (1978),  John P.
Riebel memberikan langkah-langkah penyusunan laporan sebagai berikut :
a.  menganalisis masalah (analyzing the problem)
b.  merencanakan penanganan masalah (planning the treatment of the
problem)
c.  menyelidiki masalah (investigating the problem)
d.  merancang produk (designing the product)
e.  menyusun produk (constructing the product)
f.  mengecek laporan (checking the results)
g.  mengubah/membenahi produk (modifying the product)
h.  menyiapkan produk akhir (preparing the final product).

Penjelasan
a.  Menganalisis Masalah
(1) Siapa yang akan membaca laporan?
(2) Apakah tujuan laporan?
(3) Tindakan apa yang diinginkan perusahaan?
(4) Bagaimana ruang lingkup/cakupan laporan
(5) Apakah yang telah diminta secara khusus?
(6) Dalam berapa lama laporan harus diselesaikan?   11
(7) Manakah petunjuk-petunjuk atau perintah khusus yang harus
dipertimbangkan?

b.  Merencanakan Penanganan Masalah
(1) Informasi, apa saja harus dimasukkan : fakta, informasi,
hasil-hasil, kesimpulan, saran, atau gabungan semua itu?
(2) Apa yang telah diketahui; apa yang tidak diketahui?
(3) Manakah unsur-unsur yang lebih penting dan yang kurang
penting?
(4) Manakah studi atau laporan-laporan sebelumnya yang
dapat membantu?
(5) Siapa yang dapat membantu?
(6) Manakah urutan sementara yang akan diikuti untuk
penyelidikan?

c.  Menyelidiki Masalah
(1) Apakah datanya teliti (cermat)?
(2) Apakah datanya lengkap?
(3) Apakah ada cukup data untuk tulisan yang dimaksud?
(4) Apakah semua tahap yang penting telah diliput?
(5) Manakah fakta-fakta dan hasil-hasil yang paling penting?
(6) Apakah kesimpulan sunguh-sunngu muncul dari data?
(7) Apakah yang harus ditekankan: data, metode, hasil, ataukah
kesimpulan?
(8) Apakah sifat laporan memerlukan bahwa semua tahap
disajikan dengan terperinci?

d.  Merancang Produk
(1) Bagaimana penataannya sehingga tujuan laporan akan
terpenuhi dengan sebaik-baiknya?   12
(2) Seberapa jauh pembaca dapat memahami kata-kata teknis
(3) Bagaimanakah penataan bahan yang sebaik-baiknya agar
laporan berguna berguna sebesarnya dan menghemat waktu
pembaca sebanyak-banyaknya?
(4) Manakah bentuk khusus yang akan mendukung dengan
sebaik-baiknya penggunaan laporan kelak?
(5) Apakah diperlukan suatu  pernyataan pelimpahan
(penugasan), tujuan dan ruang lingkup?
(6) Apakah kerumitan maslah memerlukan daftar isi, indeks
atau ringkasan
(7) Untuk kejelasan maksud, data spesifik, contoh-contoh,
detail-detail dan ilustrasi-ilustrasi manakah yang
diperlukan?
(8) Fakta-fakta yang ahrus ditafsirkan?
(9) Manakah bagian-bagian yang harus ditekankan?

e.  Menyusun Produk
(1) Ikutilah penataan yang sudah ditentukan
(2) Janganlah menyia-nyiakan waktu untuk bagaimana mulai,
kembali ke permulaan kelak
(3) Menulislah dengan secepat-cepatnya tanpa terlalu
memusingkan pemakaian kata setepat-tepatnya dan
pemakaian ejaan dan tanda baca secermat-cermatnya.
Pilihlah kata, ejaan, dan tanda baca dicek kemudian hari
(4) Bekerjalah bertahap jika laporannya panjang dan kompleks
(5) Masukkanlah segala sesuatu  yang penting; laporan dapat
diperpendek kelak


   13
f.  Mengecek Laporan
1.  Penataan atau tatanan
a.  Apakah topiknya jelas sejak permulaan?
b.  Apakah ada pemborosan ruang pada permulaan laporan?
c.  Apakah topiknya dikemukakan bertahap secara jelas?
d.  Apakah ada hubungan tahap yang satu dengan tahap yang
lain jelas?
e.  Apakah kesimpulan memberikan pandangan yang
diinginkan pembaca?

2.  Isi
a.  Apakah bahannya cukup lengkap untuk memenuhi tujuan
laporan?
b.  Apakah perlu lebih banyak contoh , perincian kata, atau
ilustrasi?
c.  Apakah fakta-fakta perlu interpretasi lebih banyak?
d.  Apakah pokok-pokok yang utama sudah cukup
ditekankan?

3.  Bentuk
a.  Apakah bentuk laporan memudahkan bagian-bagiannya
dicapai?
b.  Apakah awal dan akhir tiap paragrap ditunjukkan dengan
menggunakan judul dan spasi secukupnya?
c.  Apakah bentuk laporan sudah selesai dengan koordinasi
dan subordinasi bahan-bahannya?
d.  Apakah perlu daftar isi, indeks dan ringkasan?


   14
4.  Gaya Tulis
a.  Apakah gaya tulisnya memudahkan pembacaan yang
cepat?
b.  Apakah arti yang setepatnya terungkapkan/tersampaikan?
c.  Apakah laporan jelas untuk rujukan di kemudian hari?
d.  Apakah ada kata-kata usang yang harus dihilangkan?
e.  Apakah kalimat-klaimatnya langsung dan berhasil guna?
f.  Apakah ejaan dan tanda baca betul?

g.  Mengubah/Membenahi Produk
a.  Adakah perubahan, penambahan, atau penghapusan yang
perlu dalam isi laporan
b.  Ubahlah, jika perlu, penataan laporan
c.  Ubahlah, jika perlu, ejaan, tanda baca, dan gaya tulisnya
d.  Ubahlah, jika perlu bentuknya

i.  Menyiapkan Produk Akhir
(1) Gunakanlah bahan-bahan kertas yang baku
(2) Siapkanlah laporan yang rapi dan teliti bentuknya
(3) Hanya perubahan-perubahan kecil saja diperbolehkan pada
naskah jadi.

Bab 10
RANCANGAN USULAN PENELITIAN

A.    Pengertian Rancangan Usulan Penelitian
Rancangan penilitian bisa diartikan suatu proses analisis dan pengumpulan data penelitian. Akan tetapi dalam arti luasnya rancangan penelitian itu meliputi proses dari perencanaan serta pelaksanaan penelitian. Sebenarnya rancangan penelitian itu adalah catatan yang menjelaskan semua prosedur dari penelitian sejak dari tujuan penelitian hingga analisis data. Pembuatan rancangan penelitian sendiri bertujuan agar penelitian bisa dijalankan dengan lancar.
Umumnya, komponen yang biasa terdapat di dalam rancangan suatu penelitian itu meliputi
1.      Tujuan dari penelitian
2.      Jenis dari penelitian yang hendak digunakan
3.      Unit atau populasi analisis penelitian
4.      Rentang waktu maupun tempat dilakukannya penelitian
5.      Teknik pengambilan sampel
6.      Teknik pengumpulan data
7.      Definisi dari operasional variabel penelitian
8.      Pengukuran variabel penelitian
9.      Teknik analisis data
10.  Instrumen pencarian data 

B.     Manfaat Rancangan Usulan Penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu: maanfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori yang bersangkut tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
2.      Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.

C.    Syarat Rancangan Usulan Penelitian
1.      Harus memenuhi syarat-syarat sistematis,
2.      Harus Konsisten dan operasional.
3.  Dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal-hal seperti cara pendekatan, metode, dan strategi yang efektif.

D.    Langkah Kerja Rancangan Usulan Penelitian
Langkah kerja dalam rancangan penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Bagian awal, berisi mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, melakukan kajian pustaka, mengidentifikasi variabel, dan menyusun instrument.
2.      Bagian inti, melaksanakan penelitian, termasuk melakukan observasi, pengambilan data, dsb.
3.      Bagian akhir, panyusunan laporan dan publikasi hasil penelitian.

E.     Bentuk dan Isi Penelitian
Bentuk dan isi penelitian terdiri dari :
·         JUDUL
·         ABSTRAK
·         LEMBAR PERSETUJUAN
·         KATA PENGANTAR
·         DAFTAR ISI
·         DAFTAR LAMPIRAN
·         DAFTAR TABEL
·         BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
·         BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI
PENULISAN
A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Metodologi Penulisan
·         BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topic masalah yang dibahas)
A. Deskripsi Kasus
B. Analisis Kasus
·         BAB IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
·         DAFTAR PUSTAKA
·         LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk synopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)

F.     Langkah Penulisan Laporan Penulisan
Berikut ini adalah beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang patut diperhatikan:
1.Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan yang logis, konsisten, dan sistematis.
2.Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
3.Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
4.Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dalam bahasan.
5.Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik lain.
6.Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari laporan lengkap.
7.Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:
  •  konsistensi dan kesinambungan materi
  •  menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas dan memperhatikan cara penulisan rujukan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat penulisan rujukan atau daftar pustaka. Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi yang dijadikan rujukan dalam laporan ilmiah.

Berikut cara penulisan daftar pustaka.
1.      Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik.
Artinya, nama belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara penulisan ini berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan kebangsaan.
Contoh:
Mochtar Lubis ditulis Lubis, Mochtar.
Djago Tarigan ditulis Tarigan, Djago.

2.      Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang pertama.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.

3.      Jika sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et allii = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).
Contoh:
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.

4.      Penulisan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
5.      Urutan penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu digunakan nomor urut.

6.      Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab dalam komputer.
7.      Jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya yang merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu dengan sumber lainnya adalah spasi ganda.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.

Berdasarkan penjelasan tersebut, unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan seperti berikut:
 Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit.
Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan pula penggunaan tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah, dan skripsi atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya tulis.

Berikut cara penulisannya dalam Daftar Pustaka :
1.       Sumber berupa artikel surat kabar
Cara penulisannya:
Kusmayadi, Ismail. 2007. “Optimistis Menghadapi Ujian Nasional”. Pikiran Rakyat (18 April 2007).

2.       Sumber berupa makalah
Cara Penulisannya:
Harjasudana, Ahmad Slamet. 1999. “Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan Bahasa Dikaitkan dengan Pengembangan Kompetensi Komunikatif”. Makalah seminar, UPI Bandung.

3.       Sumber berupa skripsi atau tesis
Cara penulisannya:
Rahmawati, Eva. 2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2006/2007). Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

4.      Sumber dari internet
a)      Jika karya perorangan, cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium].Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh:
Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum. [Online].[30 Maret 2000].

b)     Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya:
Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat internet [tanggal akses].
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). “Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh”. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8.





Daftar Pustaka