Tugas 3
ASPEK DAN KONSEP PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH
I. PENALARAN
ILMIAH
1. Pengertian Penalaran
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah
proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan
yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir
lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan
diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi
dan keyakinan seseorang, karena
penalaran mendidik manusi bersikapobjektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35),
“Penalaran adalah
suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha
menghubung-hubungkan faktauntuk memperoleh suatu kesimpulan. Fakta adalah
kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus
mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar,
membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung,
mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan
menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.
Sedangkan Widjono, (2007 : 209), mengungkapkan
penalaran dalam beberapa definisi, yaitu:
1)
Proses berpikir logis, sistematis,
terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2)
Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan
suatu simpulan.
3) Proses menganalisis suatu topik
sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4) Dalam karangan terdiri dari dua
variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis
dengan menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat
hubungan dan simpulan.
5) Pembahasan suatu masalah sampai
menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Jadi, dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah proses pemikiran
yang logis untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan fakta yang relevan
(sebenarnya). Atau dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta
sebagai dasar untuk menghasilkan dan menarik kesimpulan.
2. Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut
Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Topik yaitu
ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi
sekurang-kurangnya dua variabel.
2) Dasar pemikiran, pendapat, atau
fakta dirumuskan
dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya atau kesalahannya.
3) Proposisi mempunyai beberapa
jenis, antara lain:
a. Proposisi empirik yaitu
proposisi berdasarkan fakta.
b. Proposisi mutlak yaitu
pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau
salahnya.
c. Proposisi hipotetik yaitu
persyaratan huungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
d.
Proposisi kategoris yaitu
tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
e. Proposisi positif universal yiatu
pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak.
f. Proposisi positif parsial yaitu
pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif.
g. Proposisi negatif universal, kebalikan
dari proposisi positif universal.
h. Proposisi negatif parsial, kebalikan
dari proposisi negatif parsial.
4) Proses berpikir ilmiah yaitu
kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu
kesimpulan.
5) Logika yaitu
metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi
(pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6)
Sistematika yaitu
seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam
suatu kesatuan.
7)
Permasalahan yaitu
pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8)
Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang
akan dianalisis.
9) Analisis (pembahasan,
penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari
hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses
pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya. Pembuktian
ini harus disertai dukungan yang berupa: metode analisis baik yang bersifat
manual maupun yang berupa software. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data
yang mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu
akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu
penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.
3. Jenis Penalaran
Minto
Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara induktif dan
deduktif.
1)
Penalaran
induktif ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena
atau gejala individual untuk menurunken suatu kesimpulan (inferesi) yang
berlaku umum. Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
a.
Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas
sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b.
Analogi ialah suatu
proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu
gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat
atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
c.
Sebab
akibat, prinsip umum hubungan sebab
akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada penyebabnya.
2) Penalaran deduktif ialah proses
berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum tentang
suatu hal atau gejala atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang
sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas.
II. PENULISAN ILMIAH
1. Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan
ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya mencerminkan
ciri ilmu pengetahuan. Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh
seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya. Definisi lain juga menyebutkan bahwa karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
2. Ciri Penulisan Ilmiah
Ciri-ciri
dari penulisan ilmiah antara lain adalah:
a. Isi mencerminkan hakikat ilmu
pengetahuan atau objek ilmu tertentu.
b.
Mengandung teori atau kerangka berpikir.
c. Terdapat metode analisis (cara
mencari dan menemukan kebenaran).
d. Mengandung penalaran.
3. Tipe-tipe Tulisan Ilmiah
Menurut
Jonathan Sarwono, (2010 : 11), pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu tu;lisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.
Ciri-ciri
dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:
a. Adanya
pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca, yang dapat juga
dikatakan persuasif. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pembaca yang
ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis di bidang ahli mengenai topik
bahasan yang ditulis.
b. Isi
tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan tetap terus
membaca tulisan tersebut sampai selesai.
c. Penulisan
melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut sehingga
data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum.
d. Bahasa
yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus yang
hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.
e. Biasanya
struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif
f. Gaya
penulisan tidak baku.
g. Umumnya,
informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
h. Uraian
dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, baik aspek intelektual
pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang bersangkutan.
i.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu
berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu.
Ciri-ciri
dan karakteristik tulisan ilmiah murni, antara lain:
a. Penulis
berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.
b. Temuan
kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruktur, dan baku.
c. Penulis
banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau disebut “jargon ilmiah”
yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang sama bidang ilmunya dengan pokok
bahasan yang ditulis.
d. Umumnya,
menggunakan struktur kalimat pasif.
e. Gaya
penulisan yang dipakai bersifat baku.
f. Tulisan
digunakan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk khusus yang hanya digunakan
untuk menarik kemampuan intelektual pembaca.
g.
Tulisan
bersifat bebas dari opini penulis.
h. Terdapat
jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji.
4.
Macam-macam Karya Tulis Ilmiah
Salah satu ciri khas
karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal,
majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet. Sesuai dengan cirinya
yang tertulis, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah
(dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan
disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya.
a.
Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu
pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang
disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan
tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan
secara tertulis oleh mahasiswa.
b. Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan
atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka
penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.
c. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada
tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji
guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan
persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
d. Disertasi
Disertasi
adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat
strata tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk
memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis
kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan
multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi
filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
e.
Artikel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2002
: 66) menjelaskan bahwa “Artikelmerupakan karya tulis lengkap, seperti
laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya”.
Tartono, (2005 : 84), berpendapat bahwa “Artikel adalah sebuah karangan prosa
yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau
kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas”.
III. KETERKAITAN
PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan
kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir
penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup
5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:
1.
Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang
satu dengan yang
lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian
dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan
misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan
manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian
landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga
dengan kesimpulan.
2.
Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang
harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke
hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan
pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir
secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan
dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan
lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus
sebagai penutup karangan ilmiah.
3.
Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan
fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan
dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah
menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas
(pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat
argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4.
Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah
digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola
penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu
pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak
yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5.
Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan
tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang
baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan
mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan
ilmiah akademis.
Daftar Pustaka
Hs,
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta
: Grasindo.
Prayogi,
Aryo. 2011. Penulisan Ilmiah. Dalam
Rahayu,
Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Sarwono,
Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah - Kunci Sukses dalam
Menulis Ilmiah. Yogyakarta :
Andi Offset.