Proposal
Usaha Rumah Makan Minang
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulilah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan, rahmat, taufiq, serta hidayah-NYA, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan proposal usaha ini dengan baik.
Terima kasih penyusun ucapkan
kepada :
1. Orang
tua yang selalu mensupport dan mendoakan penulis dalam pembuatan proposal usaha
ini.
2. Teman –
teman yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun pembuatan
proposal ini.
Sistem
dalam penyusunan proposal ini atas dasar bimbingan dan prosedur
yang sudah ada. Maka dalam penyusunannya bisa dipahami secara
mudah.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berusaha untuk mencapai kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak kami
harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Besar harapan penyusun agar
proposal usaha ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Jakarta, November 2013
Penyusun
YOGIE PRATAMA
Daftar isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………….. 2
Bab I Pendahuluan………………………………………………………… 3
1.1 Latar
Belakang…………..………………………………………. 3
1.2 Aspek
Manajemen………………………………………………. 3
1.3 Tujuan
Pengembangan………………………………………….. 3
1.4 Studi
Kelayakan Proyek…………………………………………. 4
1.5 Usulan
Proyek…………………………………………………… 4
Bab II Pengembangan
Produk……………………………………………… 5
2.1 Konsep
Produk………………………………………………….. 5
2.2 Pengembangan
Produk…………………………………………. . 5
2.3 Uji
Produk………………………………………………………. 5
2.4 Persiapan
Produksi……………………………………………… 6
Bab III Positioning Produk…………………………………………………. 7
3.1 Segmentasi
Targeting dan Positioning Produk………………… 7
3.2 Uji
Studi Positioning Produk…………………………………... 7
Bab IV Marketing Mix……………………………………………………... 8
4.1 Penentuan Harga……………………………………………….. 8
4.2 Daftar Menu dan Harga………………………………………... 8
4.3 Penentuan Produk atau Merek…………………………………. 10
4.4 Promosi………………………………………………………… 10
4.5 Distribusi atau Tempat Penjualan……………………………… 11
Bab V Uji
Pemasaran……………………………………………………... 12
5.1
Strategi Penjualan……………………………………………... 12
5.2
Target Pasar…………………………………………………… 12
5.3
Konsep Pemasaran…………………………………………...... 12
5.4
Studi Hasil Penjualan………………………………………….. 13
Bab VI Penutup…………………………………………………………….. 14
Bab 1
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat
acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan
makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan
daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun
memang sedikit mahal. Sekaligus menciptakan masakan ciri khas Minang yang saat
ini sudah banyak diketahui dan disukai oleh berbagai kalangan. Dari
pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis usaha rumah makan
minang. Dalam bisnis ini nantinya konsumen dapat membeli secara langsung,
pemesanan, atau catering. Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang
pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet
order. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan
bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu
menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan
kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun
kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai.
Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara
berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana
resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya
pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih
baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.
1.2
Aspek Manajemen
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan
tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan terdiri dari 6 orang
4 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
1 orang bertugas mencari bahan masakan, 1 orang mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.
4 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
1 orang bertugas mencari bahan masakan, 1 orang mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.
1.3 Tujuan
Pengembangan Proyek
Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada
saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha
yang bersifat Agresif, Kreatif, Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha
ini akan kita kembangkan di pulau Jawa Terutama Jakarta. Usaha tersebut juga
diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat
ini jumlahnya sangat melimpah, baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan
kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur
akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan
dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari
Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek
sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran.
1.4 Studi Kelayakan
Proyek
Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil
/Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Minang yang sudah Cukup
terkenal di Sumatera Barat dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai
lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa masakan
Minang cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan
Produk yang akan dipasarkan.
Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Minang yang
kurang terkenal yang notabene adalah produk Lezat Minang dari Rumah Makan Minang
terkenal di Sumatera Barat dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50-100
porsi.
Dengan mengambil Asumsi bahwa jika Proyek Rumah Makan Minang ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah 60 porsi maka Omset yang diharapkan adalah Rp 780.000,00 /hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga masakan per-porsi adalah Rp 13.000,00 jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari Rumah Makan Minang lainnya yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
Hitungan per-porsi terdiri dari (nasi + lauk + sambal + sayur) Keuntungan yang akan diperoleh per-porsi dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1. Harga lauk seperti ayam, ikan, rendang, cincang, kikil, dll : Rp 5.000,00/potong
2. Harga nasi : Rp 2.000,00/porsi 3. Harga sayur : Rp 2.000,00/porsi
4. Biaya bumbu, dll : Rp 500,00/porsi
5. Biaya pengemasan : Rp 500,00/potong
Total Biaya : Rp 10.000,00/porsi
Dengan mengambil Asumsi bahwa jika Proyek Rumah Makan Minang ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah 60 porsi maka Omset yang diharapkan adalah Rp 780.000,00 /hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga masakan per-porsi adalah Rp 13.000,00 jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari Rumah Makan Minang lainnya yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
Hitungan per-porsi terdiri dari (nasi + lauk + sambal + sayur) Keuntungan yang akan diperoleh per-porsi dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1. Harga lauk seperti ayam, ikan, rendang, cincang, kikil, dll : Rp 5.000,00/potong
2. Harga nasi : Rp 2.000,00/porsi 3. Harga sayur : Rp 2.000,00/porsi
4. Biaya bumbu, dll : Rp 500,00/porsi
5. Biaya pengemasan : Rp 500,00/potong
Total Biaya : Rp 10.000,00/porsi
Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar
Rp 13.000,00 dikurangi Total biaya sebesar Rp 10.000,00 dengan demikian didapat
Rp 3.000,00/porsi.
Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.5 Usulan Proyek
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan
dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 23 % maka kiranya Proyek Rumah
Makan Minang ini layak untuk dipertimbangkan.
Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam, daging sapi, ikan, dan lain lain yang cukup melimpah di daerah Sumatera Barat, Jakarta dan sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Dan ketersediaan bumbu kering atau basah cukup melimpah di daerah Sumatera Barat, Jakarta dan sekitarnya.
Membuat masakan Minang perlu diperhatikan resep yang benar benar pas guna untuk mewujudkan kelancaran produk ini.
Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam, daging sapi, ikan, dan lain lain yang cukup melimpah di daerah Sumatera Barat, Jakarta dan sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Dan ketersediaan bumbu kering atau basah cukup melimpah di daerah Sumatera Barat, Jakarta dan sekitarnya.
Membuat masakan Minang perlu diperhatikan resep yang benar benar pas guna untuk mewujudkan kelancaran produk ini.
Bab 2
Pengembangan Produk
Pengembangan Produk
2.1.Konsep Produk
Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis
masakan Minang beberapa nama/merek usaha tersebut diantaranya adalah Rumah
Makan Tebet Indah, Rumah Makan Sari Minang, Rumah Makan Serba 7000. Sedangkan
masakan Minang yang akan dipasarkan adalah Jenis masakan yang sudah ada maupun
yang belum ada pada nama/merek usaha Rumah Makan Minang lainnya, hal ini
menjadikan ciri khas tersendiri terhadap jenis produk Rumah Makan Minang yang
akan di dirikan.
Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas, Gurih, Renyah, Pedas dan terkesan elegan apabila membeli produk yang terkenal dengan pedasnya masakan Minang walupun ada yang tidak pedas, maka dapat dikatakan Produk kita adalah produk yang mempunyai perbedaan dari Produk sejenis yang lainnya.
Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas, Gurih, Renyah, Pedas dan terkesan elegan apabila membeli produk yang terkenal dengan pedasnya masakan Minang walupun ada yang tidak pedas, maka dapat dikatakan Produk kita adalah produk yang mempunyai perbedaan dari Produk sejenis yang lainnya.
2.2.Pengembangan
Produk
Pengembangan produk kedepan untuk produk masakan
Minang ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Minang ini
ada memiliki kesamaan karakteristik, pasar dan langganan atau customer yang
sama pula. Jadi, persaingan usaha banyak. Di usaha ini kita ingin dari seluruh
kalangan menyukai produk/masakan ini.
Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian, penataan tempat, serta kebersihan yang tetap terjaga ataupun cara pendistribusian ke langganan.
Jenis masakan gulai ikan pange, ayam pop, opor ayam, dendeng balado daging sapi, lotek, ketupat sayur, dan nasi goreng Padang mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk masakan Rumah Makan Minang demi kelancaran usaha mengingat adanya kesamaan produk dengan usaha masakan Minang lainnya.
Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian, penataan tempat, serta kebersihan yang tetap terjaga ataupun cara pendistribusian ke langganan.
Jenis masakan gulai ikan pange, ayam pop, opor ayam, dendeng balado daging sapi, lotek, ketupat sayur, dan nasi goreng Padang mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk masakan Rumah Makan Minang demi kelancaran usaha mengingat adanya kesamaan produk dengan usaha masakan Minang lainnya.
2.3.Uji Produk
Setelah kita mampu membuat produk masakan Minang, maka
produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui
kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa, kekenyalannya, kering dan
tidaknya, serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya dan kenyamanan di
Rumah Makan Minang yang akan kita bangun.
Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur, Pekerjaan, tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk masakan Minang seperti apa yang mereka inginkan.
Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur, Pekerjaan, tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk masakan Minang seperti apa yang mereka inginkan.
Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat
seperti berikut :
A.
Berdasarkan umur
1) Muda : Menyukai masakan pedas dan bersantan
2) Tua : Menyukai masakan yang bersantan dan tidak
bersantan
B.
Berdasarkan Pekerjaan
1) Karyawan : Menyukai hampir seluruh masakan
2) Pengusaha : Tidak menyukai maskan bersantan
C.
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
1)
Anak SD – SMA :
Sangat menyukai nasi goreng Padang dan masakan pedas
2)
Mahasiswa :
Kurang suka masakan bermecin dan menyukai hampir seluruh
masakan
D.
Berdasarkan Jenis Kelamin
1)
Laki-laki :
Menyukai masakan Pedas
2)
Wanita :
Kurang menyukai masakan pedas
2.4.Persiapan
Produksi
Setelah kita mengetahui keinginan konsumen - konsumen
seperti apa, maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan
Produksi akan meliputi beberapa Aspek, yang paling utama adalah persiapan
Sumber Daya Manusia, Bahan Baku utama, Bahan baku tambahan, Alat Pengolah, Tempat
Produksi, serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya
Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk maskan
Minang ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual, untuk
itu tenaga yang terampil dalam mengolah masakan mutlak diperlukan. Ketersediaan
Bahan Baku utama yaitu ayam, daging sapi, ikan, udang, belut harus terjaga
stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya
stock yang cukup, mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat
pengolah masakan. Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil
namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber
pendanaan dari Proyek Rumah Makan Minang ini, sumber ini dapat diperoleh dari
berbagai macam sumber biasa dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.
Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp 780.000,00 adalah sekitar Rp 7.000.000,00
Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp 780.000,00 adalah sekitar Rp 7.000.000,00
Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Bab 3
Positioning Produk
Positioning Produk
3.1.Segmentasi Targeting
Dan Positioning Produk
Segmentasi Produk adalah proses menempatkan
Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk, sehingga pembeli memiliki tanggapan
yang hampir sama dengan strategi perusahaan. Dengan kata lain Segmentasi Pasar
adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer
yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki
respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.
Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi, Demografi,Psikografi, dan Behavior (Tingkah Laku) untuk masakan Minang ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar masakan Minang ini.
Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial, maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran.
Dalam hal positioning Produk Rumah Makan Minang ini akan kita posisikan sebagai Produk masakan Minang dengan rasa yang sama dengan masakan Minang yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah masakan Minang dengan rasa yang enak dan harga murah.
Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas, Berbeda dan memiliki nilai lebih.
Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi, Demografi,Psikografi, dan Behavior (Tingkah Laku) untuk masakan Minang ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar masakan Minang ini.
Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial, maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran.
Dalam hal positioning Produk Rumah Makan Minang ini akan kita posisikan sebagai Produk masakan Minang dengan rasa yang sama dengan masakan Minang yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah masakan Minang dengan rasa yang enak dan harga murah.
Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas, Berbeda dan memiliki nilai lebih.
3.2 Uji Studi
Positioning Produk.
Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu
diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat
diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai
dengan kebutuhannya, berbeda dari produk pesaing, memiliki nilai tambah buat
konsumen.
Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk masakan Minang maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat).
Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk, Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa, harga, kemasan, cara penyajian dsb
Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing.
Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut :
Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk masakan Minang maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat).
Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk, Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa, harga, kemasan, cara penyajian dsb
Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing.
Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut :
Bab 4
Marketing Mix
Marketing Mix
4.1.Penentuan Harga
Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah
yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan
Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada, dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga, Produk/Merek, Promosi, dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada, sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
Dalam hal Ayam Bakar dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah kebawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung. Untuk penentuan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Rumah Makan lainnya. Tidak jarang jika harga terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Kita akan mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan masakan murah. Dari segi dapur kami menggunakan kompor gas yang irit. Kami telah melakukan komponenen menu yang baik. Kami melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan Rumah Makan murah lainnya.
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada, dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga, Produk/Merek, Promosi, dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada, sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
Dalam hal Ayam Bakar dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah kebawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung. Untuk penentuan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Rumah Makan lainnya. Tidak jarang jika harga terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Kita akan mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan masakan murah. Dari segi dapur kami menggunakan kompor gas yang irit. Kami telah melakukan komponenen menu yang baik. Kami melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan Rumah Makan murah lainnya.
4.2
Daftar Menu dan Harga
1. Daftar Harga Makanan
Daftar harga nasi/porsi berikut sudah
termasuk sayur dan sambal
·
Nasi + Rendang = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ayam =
Rp 13.000,00
·
Nasi + Ayam Goreng = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ayam Balado = Rp 13.000,00
·
Nasi + Belut =
Rp 12.000,00
·
Nasi + Dendeng Balado = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ikan Tongkol Gulai = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ikan Tongkol Balado = Rp 13.000,00
·
Nasi + Kikil =
Rp 13.000,00
·
Nasi + Telur Bulat = Rp 11.000,00
·
Nasi + Ikan Mas Gulai = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ikan Mas Goreng = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ikan lele = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ikan Mujair = Rp 13.000,00
·
Nasi + Telur Dadar = Rp 12.000,00
·
Nasi + Cincang = Rp 13.000,00
·
Nasi + Gulai pange = Rp 13.000,00
·
Nasi + Ayam Pop = Rp 13.000,00
·
Nasi + Opor Ayam = Rp 13.000,00
·
Nasi + Kepala Kakap = Rp 25.000,00
·
Ketupat Sayur =
Rp 9.000,00
·
Lotek = Rp 11.000,00
Menu diatas jika ingin nasinya diganti
menjadi nasi goreng, maka harga ditambahkan Rp 2.000,00/porsi. Tidak hanya
makanan saja yang kita sediakan. Kami juga menyediakan aneka minuman baik yang
bersoda maupun yang tidak. Kami menyediakan aneka minuman untuk menarik
perhatian pelanggan atau konsumen agar tetap memilih Rumah Makan Minang yang
kami dirikan. Aneka daftar minuman tersebut sebagai berikut:
2. Daftar Minuman
Tidak hanya makanan, kami menyediakan
berbagai minuman yang menunjang usaha kami. Daftar minuman tersebut sebagai
berikut:
·
Fanta
·
Sprite
·
Coca cola
·
Tebs
·
Teh botol
·
S-tee
·
Mirinda
·
Lemon tea
·
Es teh manis
·
Teh manis hangat
·
Juice Jambu biji
·
Juice Mangga
·
Juice jeruk
·
Juice strawberry
·
Juice melon
·
Juice alpukat
·
Juice sirsak
·
Juice naga
·
Es cappuccino
·
Es mocacino
·
Es campur
·
Es teller
·
Sop buah
·
Air mineral Aqua Gelas
·
Air mineral Aqua Botol
Dari daftar menu makanan dan minuman diatas
akan kami sajikan dan dikemas dengan rapi, higyenis, dan terlihat menarik. Guna
untuk mendapatkan konsumen dan agar bisa berlangganan.
4.3 Penentuan
Produk/Merek
Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan
nama generic dari Produk tersebut, umumnya produk Makanan lebih memilih nama
Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu.
Semisal Rumah Makan Minang Jaya, Rumah Makan Budi Luhur, Rumah Makan Tebet Indah, Rumah Makan Surya Minang, label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan daripada hanya nama Genericnya saja.
Dengan demikian dalam membuat usaha Rumah Makan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Rumah Makan Minang begitu saja, namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis.
Nama untuk Rumah Makan ini juga dapat diberikan semisal asal resep, atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Rumah Makan ini dibuat.
Semisal Rumah Makan Minang Jaya, Rumah Makan Budi Luhur, Rumah Makan Tebet Indah, Rumah Makan Surya Minang, label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan daripada hanya nama Genericnya saja.
Dengan demikian dalam membuat usaha Rumah Makan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Rumah Makan Minang begitu saja, namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis.
Nama untuk Rumah Makan ini juga dapat diberikan semisal asal resep, atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Rumah Makan ini dibuat.
4.4 Promosi
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan
berbagai cara, namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal
yaitu Above The Line (ATL) dan Below the line(BTL).
Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV, Radio, dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu, Direct mail, Demo Memasak dan lain sebagainya.
Untuk Produk Rumah Makan Minang Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen, dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa masakan Minang tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.
Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya. Kami akan mempromosikan atau mengiklankan produk kami melalui pembagian brosur di daerah sekitar usaha kami didirikan. Dengan cara seperti itu pasti masyarakat luas mengetahui produk kami. Berikut adalah gambarannya.
Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV, Radio, dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu, Direct mail, Demo Memasak dan lain sebagainya.
Untuk Produk Rumah Makan Minang Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen, dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa masakan Minang tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.
Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya. Kami akan mempromosikan atau mengiklankan produk kami melalui pembagian brosur di daerah sekitar usaha kami didirikan. Dengan cara seperti itu pasti masyarakat luas mengetahui produk kami. Berikut adalah gambarannya.
A.


Mempromosikan
ke masyarakat sekitar






B.
Membeli Produk Rumah Makan Minang
![]() |
Gambaran di atas menjelaskan jika kita
mempromosikan melalui brosur kepada masyarakat sekitar usaha Rumah Makan kami,
kemudian dari mulut ke mulut akhirnya masyarakat luas lainnya mendapatkan
informasi sehingga mengetahui usaha kami dengan. Kemudian masyarakat lainnya
yang tadinya tidak mengetahui usaha dan prosuk kami akhirnya menjadi tahu.
Kemudian masyarakat sekitar usaha Rumah Makan
dan masyarakat luas lainnya membeli produk kami dan ingin mencoba produk
kami. Mempromosikan dengan cara seperti itu menurut kami merupakan promosi yang
tepat untuk usaha kami, jika melihat dari segi pendanaan.
4.5 Distribusi/Tempat
Penjualan
Tempat penjualan produk masakan Minang ini
hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis, dengan Trafic yang padat
dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat.
Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal, Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu, dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal-hal baru akan timbul.
Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal, Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu, dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal-hal baru akan timbul.
Bab 5
Uji Pemasaran
Uji Pemasaran
5.1.Strategi
Penjualan
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak
berkaitan dengan Masalah Distribusi, Penyajian, dan tempat Penjualan. Strategi
yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil, bersifat home
industri, berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa
perantara, hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun
Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak
suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya.
Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata di Sumatera Barat. Keberadaan dari Produk masakan Minang ini sangat terkenal, produk ini tidak hanya beredar di Sumatera Barat, Produk seperti ini juga beredar di luar Sumatera Barat, untuk itu kami siap untuk membuka cabang di seluruh Indonesia.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan masakan Minang ini dalam menu makanan atau bisa saja masakan ini dijadikan. Oleh oleh buat peserta Tour.
Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung, cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata di Sumatera Barat. Keberadaan dari Produk masakan Minang ini sangat terkenal, produk ini tidak hanya beredar di Sumatera Barat, Produk seperti ini juga beredar di luar Sumatera Barat, untuk itu kami siap untuk membuka cabang di seluruh Indonesia.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan masakan Minang ini dalam menu makanan atau bisa saja masakan ini dijadikan. Oleh oleh buat peserta Tour.
Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung, cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
5.2 Target Pasar
Yang merupakan kunci penting untuk
diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha Rumah Makan Minang bekerja
berdasarkan pelanggan yang datang langsung, pesanan/catering. Kegiatan produksi
dimulai setiap hari dan dilihat rata-rata per-hari yang laku terjual apabila
terlalu banyak memproduksi masakan tetapi produk yang laku dibawah separuh dari
produksi per-hari, maka akan mengalami kerugian. Apabila mengalami kerugian, cepat
atau lambat kegiatan produksi Rumah Makan Minang tidak bekerja. Yang bekerja
sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan
administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan Rumah Makan lainnya
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan Rumah Makan lainnya
5.3
Konsep Pemasaran
Terdiri dari 4 elemen
(Price+Place+Promotion). Untuk Produk, kami mensurvei para pesaing-pesaing
usaha kami. Misalnya saja, menentukan masakan yang cepat laris di Rumah Makan
Minang yang akan didirikan ini, misalnya rendang yang paling cepat laris.
Khusus untuk masakan tersebut kami akan kuasai. Langkah berikutnya, bertanya
kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan
melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan masakan
yang paling cepat laris tersebut. Contoh, bagaimana caranya membuat daging
rending sapi kita berbeda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa harganya
masih terjangkau oleh kalangan menengah kebawah. Agar usaha yang akan didirikan
ini terjangkau oleh berbagai kalangan. Berikut bagan atau Skema yang
menggambarkan usaha kami.




![]() |
![]() |
![]() |
Mengapa kami ingin usaha kami terjangkau oleh semua
kalangan, agar usaha kami lebih cepat maju dan diketahui oleh semua kalangan,
tidak kalangan atas atau menengah saja.
5.4 Studi Hasil
Penjualan
Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal
hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini biasa
ditentukan tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan.
Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase, misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal.
Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase, misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal.
Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
Bab 6
Penutup
Penutup
Melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita
tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah, dan dikerjakan
sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan.
Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaam tersedot habis.
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang. Dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaam tersedot habis.
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang. Dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.